Keahlian retorika menjadi senjata untuk memenangkan debat, tanpa peduli benar atau keliru. Ilmu mengolah alam menjadi alat keserakahan pribadi, tak peduli dampaknya bagi sesama. Kekuasaan dan kepandaian menjadi kendaraan untuk melakukan korupsi dan kesewenang-wenangan. Karenanya, para ulama menekankan pentingnya adab sebelum berilmu. Agar ilmu benar-benar hadir sebagai berkah dan rahmatan lil-alamin.